Wah,ada inovasi baru nih kaya nya... coba simak nih artikel berikut...
Adalah
Dr Katie Hall, Kepala Divisi Riset dan Teknologi WiTricity, Amerika
Serikat, sosok yang mendulang sukses menguji implementasi listrik tanpa
kabel (wireless electricity). Sebuah revolusi teknologi yang mulai
mengikis perusahaan kabel diseluruh dunia.
Cikal listrik tanpa kabel,
sebenarnya sudah dirintis Nikola Tesla. Namun sayang hingga wafat pada 7
Januari 1943 di Manhattan, New York, pria kelahiran Kroasia itu membawa
serta semua pene-
muannya ke alam kubur.
Terlebih laboratorium utamanya di kawasan elit 5th Avenue, New York,
yang menyimpan hampir seluruh catatannya, sudah lama “terbakar” sebelum
Tesla meninggal.
Tesla memang ilmuwan yang
bri-llian, namun namannya tenggelam dalam lampu pijar yang didukung
kekuatan kapitalis industri kabel di Amerika. Namun hak paten penemuan
Tesla, tentang listrik nirkabel pada 1891, yang dikenal dengan “Efek
Tesla/ Tesla Coil,” adalah yang paling banyak ingin dihidupkan kembali
oleh para ilmuwan. Dan Dr Katie Hall, mampu mengimplimentasikan ide
Tesla.
Dalam sebuah wawancara CNN,
Katie mengungkapkan passion-nya untuk mengembangkan lebih luas listrik
tanpa kabel, kami berambisi untuk me-ngalirkan listrik tanpa kabel sama
sekali, “Saya sampai tak berani membayangkan bagaimana segala sesuatunya
akan ber-ubah jika kita hidup seperti itu,” ungkap-nya.
Dalam eksperimen yang ia
lakukan, Katie menempatkan beberapa alat yang berisikan kumparan tembaga
(coil) di penjuru ruangan untuk menghidupkan beberapa bohlam lampu yang
ada di dalam ruangan itu. Dia menamakan temuannya itu dengan nama
“Wireless Resonance.”
Kami bukan mengalirkan
listrik di udara, tegas Katie, “Apa yang kami lakukan adalah membuat
medan magnet di udara.” Jika Anda menempatkan sebuah benda elektronik di
dalam medan magnet itu, maka akan ada arus listrik yang bisa memberi
tenaga benda itu. “Artinya, ide dan konsepnya tak jauh dengan cara kerja
aliran transfer data internet WiFi,” terang Katie.
Listrik dengan WiFi
Seperti halnya konsep WiFi,
transfer energi listrik dapat berlangsung dengan aman. Masyarakat umum
pun diharapkan tidak kuatir dengan konsep “listrik me-ngalir di udara.”
Berbeda di era Tesla,
Thomas Alfa Edison bahkan terus menerus mengo-barkan kecemasannya
seputar listrik nirkabel ala Tesla. Maklum Thomas didukung kalangan
industriawan bermodal besar yang menunggu penemuannya.
Tentu saja penemuan Katie
dan WiTricity membuat banyak perusahaan multinasional di dunia menggeram
gusar. Bukan saja kerugian yang akan dialami, jutaan tenaga sektor
pembangkit terancam kehilangan pekerjaan. Namun Katie tak surut
melangkah. Ia meyakini pene-muan hasil pengembangan listrik tanpa kabel
merupakan jawaban kemajuan dunia tas teknologi di era millenium.
“Mimpi Tesla akan listrik
murahnya semakin mendekati kenyataan, namun kebijaksanaan seluruh pihak
terkait tetap harus diutamakan,” terangnya.
Ia membayangkan di masa
depan, kelak rumah-rumah akan digunakan wireless energy atau energi
nirkabel, sama seperti WiFi di zaman sekarang. “Bahkan teknologi ini
mampu berkembang luas hingga mencapai puncak revolusi peralat-an medis,”
ungkapnya.
Bagi kalangan rumah tangga,
cara menghidupkan lampu seperti ini tentu saja cukup unik. WiTricity
Corp bahkan telah membangun sebuah sumber resonato, yaitu sebuah
kumparan kawat listrik yang menghasilkan medan magnet ketika listrik
terpasang. Jika kum-paran lain dibawa mendekat, muatan listrik dapat
dihasilkan di dalamnya. Karena itu, tidak ada lagi kabel yang
dibutuhkan.
“Ketika Anda membawa
perangkat ke dalam medan magnet, itu akan menginduksi arus dalam
perangkat. Dengan demikian anda dapat mentransfer energi listrik,’’
jelas Katie, begitupun bila ingin mematikan, “Anda tinggal menjauhkan
kumparan.”
Katie menjamin bahwa medan
magnet yang digunakan untuk mentransfer energi itu sangat aman. Pada
kenyataannya, tidak ada bedanya dengan pemakai-an WiFi. Di rumah masa
depan, transfer energi nirkabel ini bisa semudah internet nirkabel.
Telekomunikasi nirkabel
adalah transfer informasi antara dua atau lebih titik yang tidak
terhubung oleh penghantar listrik. Jarak bisa pendek, seperti beberapa
meter untuk remote kontrol televisi, atau sejauh ribuan atau bahkan
jutaan kilome-ter untuk ruang-dalam komunikasi radio.
Tengok saja berbagai jenis
tetap, mobile, dan portabel radio dua arah, te-lepon seluler, Personal
Digital Assistant (PDA), dan jaringan nirkabel. Alat ini sendiri secara
garis besar terdiri dari empat komponen, yakni rangkaian pemancar
listrik, antena pemancar (transmitter), antena penerima (receiver), dan
rangkaian penerima, yang dipasangi dengan lampu pijar.
Namun anehnya, alat
transfer listrik ini bisa menembus air akuarium, tanpa melukai ikan.
Padahal, seperti diketahui, air adalah salah satu konduktor. Dan secara
teoritis, arus yang mengalir pada antena pemancar itu sudah cukup untuk
menye-trum ikan-ikan di akuarium hingga mati. Namun, hal ini tidak
terjadi.
Metode transfer listrik ini
sendiri menggunakan prinsip resonansi frekuensi elektromagnetik. Sebuah
analogi dari seorang ilmuwan yaitu sebuah garpu tala yang bila
dibunyikan akan membuat garpu tala lain dalam jarak tertentu turut
berbunyi.
Bahkan jika semua berjalan
sesuai dengan rencana WiTricity itu, smartphone pun akan berisi pulsa
dan tagihan biaya langsung keluar tanpa harus mengeluarkannya dari saku
Anda, “Televisi akan bisa ditonton tanpa adanya kabel terpasang. Dan
mobil listrik akan mengisi bahan bakar dengan sendirinya tanpa alat
tertentu untuk pengisian baterai,” ujarnya menerobos revolusi
kelistrikan.sumber: http://www.listrikindonesia.com/listrik_masa_depan__tanpa_kabel_700.htm