ALFA ELECTRONIC SERVICES
Melayani jasa reparasi electronic

Sabtu, 21 Maret 2015

.Listrik Masa Depan Tanpa Kabel




Listrik Masa Depan  Tanpa Kabel
       Wah,ada inovasi baru nih kaya nya... coba simak nih artikel berikut...
Adalah Dr Katie Hall, Kepala Divisi Riset dan Teknologi WiTricity, Amerika Serikat, sosok yang mendulang sukses menguji implementasi listrik tanpa kabel (wireless electricity). Sebuah revolusi teknologi yang mulai mengikis perusahaan kabel diseluruh dunia. 
Cikal listrik tanpa kabel, sebenarnya sudah dirintis Nikola Tesla. Namun sayang hingga wafat pada 7 Januari 1943 di Manhattan, New York, pria kelahiran Kroasia itu membawa serta semua pene-
muannya ke alam kubur. Terlebih laboratorium utamanya di kawasan elit 5th Avenue, New York, yang menyimpan hampir seluruh catatannya, sudah lama “terbakar” sebelum Tesla meninggal.
Tesla memang ilmuwan yang bri-llian, namun namannya tenggelam dalam lampu pijar yang didukung kekuatan kapitalis industri kabel di Amerika. Namun hak paten penemuan Tesla, tentang listrik nirkabel pada 1891, yang dikenal dengan “Efek Tesla/ Tesla Coil,” adalah yang paling banyak ingin dihidupkan kembali oleh para ilmuwan. Dan Dr Katie Hall, mampu mengimplimentasikan ide Tesla.
Dalam sebuah wawancara CNN, Katie mengungkapkan passion-nya untuk mengembangkan lebih luas listrik tanpa kabel, kami berambisi untuk me-ngalirkan listrik tanpa kabel sama sekali, “Saya sampai tak berani membayangkan bagaimana segala sesuatunya akan ber-ubah jika kita hidup seperti itu,” ungkap-nya.
Dalam eksperimen yang ia lakukan, Katie menempatkan beberapa alat yang berisikan kumparan tembaga (coil) di penjuru ruangan untuk menghidupkan beberapa bohlam lampu yang ada di dalam ruangan itu. Dia menamakan temuannya itu dengan nama “Wireless Resonance.”
Kami bukan mengalirkan listrik di udara, tegas Katie, “Apa yang kami lakukan adalah membuat medan magnet di udara.” Jika Anda menempatkan sebuah benda elektronik di dalam medan magnet itu, maka akan ada arus listrik yang bisa memberi tenaga benda itu. “Artinya, ide dan konsepnya tak jauh dengan cara kerja aliran transfer data internet WiFi,” terang Katie.
Listrik dengan WiFi
Seperti halnya konsep WiFi, transfer energi listrik dapat berlangsung dengan aman. Masyarakat umum pun diharapkan tidak kuatir dengan konsep “listrik me-ngalir di udara.” 
Berbeda di era Tesla, Thomas Alfa Edison bahkan terus menerus mengo-barkan kecemasannya seputar listrik nirkabel ala Tesla. Maklum Thomas didukung kalangan industriawan bermodal besar yang menunggu penemuannya.
Tentu saja penemuan Katie dan WiTricity membuat banyak perusahaan multinasional di dunia menggeram gusar. Bukan saja kerugian yang akan dialami, jutaan tenaga sektor pembangkit terancam kehilangan pekerjaan. Namun Katie tak surut melangkah. Ia meyakini pene-muan hasil pengembangan listrik tanpa kabel merupakan jawaban kemajuan dunia tas teknologi di era millenium.
“Mimpi Tesla akan listrik murahnya semakin mendekati kenyataan, namun kebijaksanaan seluruh pihak terkait tetap harus diutamakan,” terangnya.
Ia membayangkan di masa depan, kelak rumah-rumah akan digunakan wireless energy atau energi nirkabel, sama seperti WiFi di zaman sekarang. “Bahkan teknologi ini mampu berkembang luas hingga mencapai puncak revolusi peralat-an medis,” ungkapnya.
Bagi kalangan rumah tangga, cara menghidupkan lampu seperti ini tentu saja cukup unik. WiTricity Corp bahkan telah membangun sebuah sumber resonato, yaitu sebuah kumparan kawat listrik yang menghasilkan medan magnet ketika listrik terpasang. Jika kum-paran lain dibawa mendekat, muatan listrik dapat dihasilkan di dalamnya. Karena itu, tidak ada lagi kabel yang dibutuhkan. 
“Ketika Anda membawa perangkat ke dalam medan magnet, itu akan menginduksi arus dalam perangkat. Dengan demikian anda dapat mentransfer energi listrik,’’ jelas Katie, begitupun bila ingin mematikan, “Anda tinggal menjauhkan kumparan.”
Katie menjamin bahwa medan magnet yang digunakan untuk mentransfer energi itu sangat aman. Pada kenyataannya, tidak ada bedanya dengan pemakai-an WiFi. Di rumah masa depan, transfer energi nirkabel ini bisa semudah internet nirkabel. 
Telekomunikasi nirkabel adalah transfer informasi antara dua atau lebih titik yang tidak terhubung oleh penghantar listrik. Jarak bisa pendek, seperti beberapa meter untuk remote kontrol televisi, atau sejauh ribuan atau bahkan jutaan kilome-ter untuk ruang-dalam komunikasi radio. 
Tengok saja berbagai jenis tetap, mobile, dan portabel radio dua arah, te-lepon seluler, Personal Digital Assistant (PDA), dan jaringan nirkabel. Alat ini sendiri secara garis besar terdiri dari empat komponen, yakni rangkaian pemancar listrik, antena pemancar (transmitter), antena penerima (receiver), dan rangkaian penerima, yang dipasangi dengan lampu pijar.
Namun anehnya, alat transfer listrik ini bisa menembus air akuarium, tanpa melukai ikan. Padahal, seperti diketahui, air adalah salah satu konduktor. Dan secara teoritis, arus yang mengalir pada antena pemancar itu sudah cukup untuk menye-trum ikan-ikan di akuarium hingga mati. Namun, hal ini tidak terjadi.
Metode transfer listrik ini sendiri menggunakan prinsip resonansi frekuensi elektromagnetik. Sebuah analogi dari seorang ilmuwan yaitu sebuah garpu tala yang bila dibunyikan akan membuat garpu tala lain dalam jarak tertentu turut berbunyi. 
Bahkan jika semua berjalan sesuai dengan rencana WiTricity itu, smartphone pun akan berisi pulsa dan tagihan biaya langsung keluar tanpa harus mengeluarkannya dari saku Anda, “Televisi akan bisa ditonton tanpa adanya kabel terpasang. Dan mobil listrik akan mengisi bahan bakar dengan sendirinya tanpa alat tertentu untuk pengisian baterai,” ujarnya menerobos revolusi kelistrikan.

sumber: http://www.listrikindonesia.com/listrik_masa_depan__tanpa_kabel_700.htm

Rabu, 18 Maret 2015

Pengertian dan Perbedaan CRT, LCD, LED dan Plasma

  Sebagai pembukaan perelektronikaan yuk ah kita bahas dari mulai display televisi.
ada beberapa jenis display televisi yang populer,diantara nya sbb:
1.      CRT (Cathode Ray tube)
CRT (Cathode Ray tube) atau dalam bahasa Indonesianya tabung sinar katoda adalah jenis display yang paling tua dan paling banyak dipakai oleh masyarakat. Awalnya CRT ditemukan oleh Ahli fisika Jerman Ferdinand Braun tahun 1897 sehingga dikenal sebagai “Braun Tube”.
CRT adalah suatu tabung ruang hampa yang berisi suatu senapan elektron (Electron guns) dan suatu elemen pemanas (heater), yang berfungsi untuk mempercepat dan membelokkan berkas elektron (Electron beams). Hal ini dikarenakan di dalam ruang hampa yang panas, berkas elektron mudah untuk bergerak dari katoda menuju ke anoda.
Monitor CRT merupakan monitor generasi kedua dari monitor komputer yang merupakan generasi pertama dari monitor komputer pada jaman modern.
Saat ini minat terhadap monitor CRT sudah mulai ditinggalkan meskipun monitor CRT tetap diproduksi. Alasan mengapa pengguna mulai meninggalkan monitor CRT adalah dikarenakan oleh bentuknya yang besar dan berat sehingga memerlukan ruang ekstra untuk menempatkan monitor ini. Pengertian monitor CRT secara umum adalah ‘monitor cembung’ atau ‘monitor tabung’.
Kelebihan Monitor CRT :
-          Harga relatif lebih murah
-          Warna lebih akurat dan tajam
-          Resolusi monitor fleksibel
-          Perawatan mudah
-          Bebas dead pixel, ghosting dan viewing angle 
Kekurangan Monitor CRT :
-          Konsumsi listrik yang lebih besar
-          Merusak mata
-          Sinar radiasi yang berakibat kurang baik untuk manusia, baik otak, mata dan sel rambut
-          Bergantung pada refreshrate
-          Rentan distorsi, glare dan flicker
-          Dimensi yang besar dan berat sehingga memakan banyak ruang
      2.      LCD (Liquid Crystal Display)
Monitor LCD (Liquid Crystal Display) adalah monitor yang di susun dengan menggunkan “cairan cristal”. LCD merupakan Sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang rata (flat) dengan memberi sinar pada kristal cair dan filter berwarna, yang mempunyai struktur molekul polar, diapit antara dua elektroda yang transparan.
Teknologi yang ditemukan semenjak tahun 1888 ini, merupakan pengolahan kristal cair berisi cairan kimia, dimana molekul-molekulnya dapat diatur sedemikian rupa bila diberi medan elektrik seperti molekul-molekul metal bila diberi medan magnet. Bila diatur dengan benar, sinar dapat melewati kristal cair tersebut.
Cara kerja monitor LCD yakni kristal cair di dalamnya disusun seperti sandwich antara potongan kaca terpolarisasi. Lampu neon dibelakang panel memancarkan cahaya yang melewati substrat pertama. Muatan listrik membuat sel-sel kristal menyelaraskan nada yang berbeda memungkinkan cahaya untuk lulus melalui substrat kedua. Hasilnya adalah warna yang menakjubkan yang ditampilkan pada layar, jadi tidak ada tabung katoda, tidak ada lagi radiasi, tidak ada lebih banyak kepala atau sakit mata.
Kelebihan monitor LCD adalah minimnya konsumsi energi yang digunakan juga memiliki kontras gambar yang lebih tajam dibandingkan dengan CRT. Pengertian monitor LCD merujuk kepada penggunaan varian pixels (titik warna cahaya) yang tidak memancarkan cahayanya sendiri seperti halnya monitor CRT. Pada teknologi LCD sumber cahaya berasal dari lampu neon berwarna putih yang tersusun secara merata pada bagian belakang susunan pixel (kristal cair) tadi yang jumlahnya mencapai jutaan piksel hingga membentuk sebuah gambar. Kutub kristal cair yang dilewati oleh arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.
Kelebihan Monitor LCD :
-          Kualitas gambar lebih jernih dan tajam
-          Menghasilkan warna yang lebih realistis
-          Sinar yang dipancarkan oleh LCD tidak melelahkan mata
-          Konsumsi listrik lebih hemat
-          Pengaturan display user frendly (mudah)
-          Dimensi yang tipis dan ringan sehingga menghemat ruang
-          Teknologi anti glare (tanpa bayangan)
-          Tidak ada radiasi yang dipancarkan
Kekurangan Monitor LCD :
-          Layar LCD cenderung lebih sensitif
-          Viewing angle terbatas, colour depth terbatas dan gradasi warna kurang
-          Tampilan gambar baik hanya di resolusi nativenya
-          Response time dan ghosting
-          Harga lebih mahal, perlu perawatan ekstra hati-hati dan dead pixel
      3.      LED
Monitor LED (Light Emitting Diode) memiliki teknologi yang sama dengan LCD dengan pengembangan lebih lanjut dari LCD yang memiliki efek display peningkatkan pada warna yang ditampilkan yaitu lebih banyak variasi warnanya.
Perbedaan secara fisik pada LED komputer umumnya terletak pada bentuknya yang lebih ramping/ tipis. Pada beberapa tipe LED memiliki fungsi dan fitur yang lebih lengkap dibandingkan LCD, seperti kemampuan digital touch screen, Digital TV internet, Digital TV tuner. Sedangkan perbedaan secara umum antara LED dan LCD hanya terletak pada sistem pencahayaannya yang menggunakan teknologi LED backlight. Berbeda dengan LCD yang menggunakan CCFL Backlight (Cold Cathode Fluorescent Lamp) dalam bahasa Indonesian “lampu neon berjenis fluorescent”, monitor LED mampu menghemat konsumsi listrik hingga 50-70% dibandingkan dengan LCD dengan kemampuan menghasilkan gambar yang sangat tajam.
Kelebihan Monitor LED :
-          Kontras gambar yang sangat tajam hingga jutaan pixels
-          Konsumsi listrik yang lebih hemat dibandingkan dengan LCD
-          Usia pemakaian LED lebih pajang
-          Ukuran yang lebih slim lebih ringan dari pada LCD
-          Pencahayaan lebih baik dibandingkan LCD
-          Lebih ramah lingkungan
Kekurangan Monitor LED :
-          Harga lebih mahal dibandingkan LCD
-          Layar LED yang lebih tipis cenderung lebih sensitif
      4.      Plasma
Plasma Display Panel (PDP) atau di Indonesia banyak dikenal sebagai Plasma TV atau Monitor Plasma merupakan jenis monitor yang menggabungkan teknologi CRT dengan LCD. Dengan teknologi yang dihasilkan, mampu membuat layar dengan ketipisan menyerupai LCD dan sudut pandang yang dapat selebar CRT.
Istilah dan konsep teknologi Plasma TV diperkenalkan pada tahun 1936 oleh seorang ahli Fisika. Monitor plasma menggunakan warna penuh panel datar fosfor untuk menampilkan gambar-gambar, sehingga kombinasi dan reproduksi warnanya yang dihasilkan sangat baik dan interaktif. PDP sendiri berasal dari penggunaan sel Plasma, yang merupakan lampu Fluorescent, sebagai dasar pencahayaan layar televisi tersebut. Sebuah Plasma TV memanfaatkan jutaan sel Plasma yang diletakkan diantara dua panel layar kaca. Setiap sel yang berisi kombinasi antara gas noble dan sejumlah kecil mercury yang akan diuapkan dan diberi aliran listrik sehingga berpendar dan membentuk plasma. Warna dihasilkan dari fosfor yang terdapat di dalam sel tersebut, di mana di dalam setiap sel akan berisi fosfor 3 jenis warna utama, yaitu: Red, Green, dan Blue, atau biasa dikenal dengan RGB. Perbedaan voltage yang diberikan pada tiap sel juga menghasilkan kombinasi warna yang ada.
Kelebihan Monitor Plasma :
-          Menghasilkan warna hitam yang lebih baik dari LCD TV
-          Contrast rasio yang tinggi (1:2.000.000)
-          Sudut pandang lebih lebih lebar
-          Refresh Rate dan Response Time yang cepat, meminimalisir tampilan gambar kabur
-          Bentuk ramping
Kekurangan Monitor Plasma :
-          Gambar diam yang ditampilkan dalam waktu yang lama akan menimbulkan burning dan gambar berbayang
-          Kualitas gambar akan terus menurun seiring dengan lamanya penggunaan
-          Harga relatif mahal
-          Memiliki ukuran pixel pitch yang besar
-          Memiliki bobot yang sangat besar
-          Konsumsi daya dan operasional suhu yang tinggi
-          Cell plasma untuk perwakilan tiap pixel gambar hanya memiliki fungsi on/off sehingga reproduksi warna jauh lebih terbatasi dibandingkan tipe CRT ataupun LCD
sumber: https://agiljatnika.wordpress.com